Rabu, 02 Maret 2011

Belajar okkots Bagian 3

Setelah mengetahui tentang okkots N dan NG serta okkots K dan T, saya ingin mengajak teman-teman semua untuk menambah pengetahuan grammar okkots. Untuk postingan kali ini, kita akan mencoba melihat bentuk okkots level menengah. Menurut hemat saya, OKKOTS N dan NG masih merupakan bentuk okkots ringan dan mudah ditemui dalam percakapan sehari-hari di daerah Bugis Makassar. Namun, OKKOTS K dan T saya kategorikan sebagai OKKOTS menengah karena pengidap OKKOTS ini tidak sebanyak pengidap OKKOTS N dan NG.
Selanjutnya, yang ingin saya perkenalkan adalah keluarga baru OKKOTS, yang saya sebut sebagai okkots N-M-NG. Kenapa disebut demikian? Karena ternyata dalam OKKOTS menengah jenis ini, bukan hanya posisi N dan NG yang sering tertukar-tukar namun ada juga huruf M yang sering tertukar dengan N dan NG begitupun sebaliknya. Okkots M-N dan NG ini tidak terlalu banyak terdengar, maklum yang mendominasi di Makassar dan sekitarnya dalah OKKOTS N dan NG.
Agar lebih mudah dimengerti, saya akan berikan sedikit contoh.
Kata Celana Dalam, bisa bermetamorfosis sempurna menjadi Celana Dalan atau Celana Dalang.
Kata “bukan”, berubah menjadi “bukam” atau “bukang
Kata “Serang”, bisa menjadi “seran” atau “seram“.
Kira-kira bisa dimengerti kan?
Well, let’s move on to the stories.
Story 1.
Cerita ini adalah cerita di kelas pelajaran olahraga ketika saya SMA. Kelas sedang senyap karena sang guru memberikan teori tentang cara berenang. Jangan harap anda akan menemukan gaya teri kelelep atau gaya paus mabok, seperti yang diceritakan Mila dalam blognya. Tapi, si guru memberikan langkah langkah berenang gaya bebas. Kami serius memperhatikan karena rata-rata teman di kelas bisa berenang tapi pake gaya banjir. Yang membuat saya tak bisa benar-benar konsen adalah kalimat si Guru Olahraga yang bertabur OKKOTS.
“Jadi, nanti sebelum berenam, harus pemanasang dulu yah!”
Saya tertegun sejenak, “Bukannya sebelum berenam harusnya berlima dulu,” jyaaah si Guru yang mau bilang berenang malah jadi berenam, kenapa nggak bertujuh berdelapan dan bersembilan aja sekalian.
Nah, yang paling parah adalah ketika si Guru Olahraga akan mengakhiri jam pelajaran olahraga hari itu:
“Nah sekian dulu hari ini, minggu depan kita ke kolaNG renaM“.
Nah loh….. Saya no comment, bener bener speechless.
Apa yang salah dengan gambar ini?
Story 2
Kali ini cerita tentang tiga orang ibu yang sama-sama membanggakan anak masing masing.
Ibu 1 : anak saya hebat loh, kerjanya di indovisiong.
Ibu 2 : Indovisiong itu tidak seberapa, anak saya lebih hebat lagi, kerjanya di Be-U-eM-eNG
Ibu 3: Anaknya kerja di Be-U-eM-eNG mana bu?
Ibu 2: di Telkong…….. (tersenyum jumawa)
Ibu 3 : Ah kalo cuman kerja di telkong, anak ibu  masih kalah sama anak saya.
Ibu 1 : Memangnya anak ibu kerja dimana?
Ibu 3 : di eL-eS-eNG don…..! (dengan gaya pede abis)
Ibu 2: di eL-eS-eNG itu kerjanya apa bu?
Ibu 3 : Anak saya berjuang membela HANG………
Ibu 1 dan ibu 2 : ?!?!??!?!?!??!?!?!
Nah bagi yang bingung dengan cerita 2 di atas, saya bantu yang dengan contoh perubahan kata karena glossary berikut menjadi sumber kelucuan di story 2 ini
Indovisiong, maksudnya indovision, layanan tivi kabel terkemuka di Indonesia
BUMN  –> Be-U-eM-eNG = Badan Usaha Milik Neng Geulis
Telkong, sebenarnya merujuk pada Telkom
LSM –> eL-eS-eNG = Lembaga Swadaya NGasyarakat
HAM –> HANG = Hak Asasi NGanusia.
Semoga bermanfaat teman. S E K I A N G

Tidak ada komentar: