panyingkul..!!
pojok pajokka dari ujung ka ujung ...
Selasa, 15 Maret 2011
Kamis, 03 Maret 2011
Pelajaran Okkots
Mungkin rekan rekan non-Makassar belum begitu familiar dengan istilah OKKOTS. Bagi rekan Makassar sendiri, istilah ini pastinya sudah sangat tidak asing bagi kita. Maklum OKKOTS itu selalu dan akan selalu ngetrend di Makassar.
What is Okkots?
Okkots adalah sebuah ekspresi bahasa yang umum digunakan di Makassar dan sekitarnya. Okkots sendiri bisa berarti menambahkan, mengurangi atau mengubah konsonan di ujung sebuah kata. Bentuk okkots yang paling sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah Okkots “N” dan “NG”. Jadi, kata yang berakhir huruf “N” bisa menjadi “NG” begitu pula sebaliknya, kata yang berakhir huruf “NG” menjadi berakhir “N”. Namun, ada juga bentuk okkots yang lain yang akan dibahas pada postingan selanjutnya.
Sejarah Okkots.
Ini adalah hipotesa saya mengenai terbentuknya budaya OKKOTS. Dalam bahasa Bugis Makassar sehari-hari, kita tidak mengenal adanya akhiran N di ujung sebuah kata, umumnya kata dalam Bahasa Bugis Makassar diakhiri dengan NG. Contoh nya: tudang (duduk), masserring (menyapu), dangkang (menjual), mappabbiring (beres-beres rumah) dll. Dan ketika Bahasa Indonesia mulai diperkenalkan, lidah orang Bugis Makassar yang terbiasa dengan NG, mencoba menyesuaikannya, namun alih-alih mampu menyesuaikan diri, yang terjadi malah kekacauan berupa kebingungan mengucapkan ujung setiap kata yang berakhiran N dan NG. Kira-kira begitulah asal muasal terjadinya OKKOTS.
Contoh:
Kata “makan” terkadang menjadi “makang” ==> penambahan konsonan “G” setelah huruf “N”
Kata “kandang” bisa berubah menjadi “kandan” ==> pengurangan konsonan “G”.
Jadi berikut ada beberapa cerita mengenai okkots, cerita-cerita dibawah ini ada yang nyata ada juga yang hanya rekaan semata untuk tujuan bercanda
Mila and Makassar Driver:
Waktu itu Mila sedang berada di Makassar dalam rangka tugas kantor. Dan kantornya menyewa sebuah mobil untuk mobilitas Mila di Makassar. Dan inilah cuplikan percakapan Mila dan si Daeng pengemudi mobil:
Mila : Pak, sepertinya ban nya ada yang salah deh?
Daeng : Apanya Bu?
Mila : Ban nya Pak…..
Daeng : Ban yang mana Bu. Ban Danamong, Ban Mandiri atau Ban BNI….. (diucapkan dengan polos sambil konsentrasi menyetir)
Mila : ???!!!!??? (Pengen ngakak tapi gak enak sama si Driver).
Desperate Housewife and the Makassar Husband.
Cerita ini tentang seorang istri yang menggugat cerai suaminya yang orang Makassar. Pada saat persidangan, terjadi tanya jawab antara si Istri (I), Suami yang orang Makassar (SyoM) dengan Pak Hakimyang bukan orang Makassar (HyboM).
HyboM : Ibu yakin mau menceraikan suami ibu?
I : Yakin pak 100%
HyboM : Kenapa sih, ibu ngotot banget menceraikan suami ibu?
Karena masih gak rela digugat cerai istrinya, sang suami langsung membela diri tanpa memberi kesempatan istrinya untuk menjawab:
SyoM : Saya juga heran ini pak Hakim, kenapa istri saya mau menceraikan saya. Sudah saya GANTEN, banyak UAN, ada mobil KIJAN, apa lagi YAN KURAN?
I : Kurang huruf “G”, pak Hakim. (Dengan wajah pasrah).
HyboM : ??????? (Sepertinya pak Hakim BINGUN).
A Rock Band Addressing Their Fans
Sebuah band rock lokal sedang manggung di lapangan karebosi (salah satu landmark kota Makassar). Lapangan Karebosi sudah penuh dengan penonton saat band ini mulai manggung. Bermaksud menyapa para penggemar, sang vokalis mulai berkomunikasi dengan penonton dengan gaya yang jumawa.
Vokalis : SEMUANYA, MANA SUARANYA??? (terian kencang Sambil mengangkat tangan ke udara)
Penonton : *&^%***&^&^&*&*&^&^^% (semuanya berteriak lantang tak kalah garangnya)
Vokalis : BAGAIMANA YAN DI UJUUUUUUUUUUUN ???????
Penonton : (serentak dan kompak menjawab) AMAAAAAAAAAAAAAAAANG !!!!!
**********************************************************
Cerita di atas tidak dimaksudkan untuk mendiskreditkan orang Makassar. Saya sendiri asli Sulawesi Selatan, mulut dan lidah saya sudah beratus kali mengucapkan OKKOTS tanpa sadar. Dan saya bangga akan itu. Menurut saya, OKKOTS itu bukanlah hal yang memalukan melainkan suatu hal yang perlu dilestarikan.
Bagi rekan yang akan melancong ke Makassar, OKKOTS bisa dijadikan suatu bentuk wisata bahasa yang cukup menghibur selain wisata kuliner tentunya (Ikan bakar, coto makassar dan konro di Makassar sangat terkenal lho).
Akhir kata:
Saya bukan OSELLA (Okkots Sejak Lahir)
Namun Saya Manusia Biasa
Jadi apakah saya layak dihina
Karena Okkots sekali sahaja?
Namun Saya Manusia Biasa
Jadi apakah saya layak dihina
Karena Okkots sekali sahaja?
Langganan:
Postingan (Atom)